Yesus sebagai Doraemon

Minggu pagi tadi saya sempat menonton kartun asal jepang yaitu Doraemon. Sebuah kartun serial anak-anak di TV, yang sangat digemari oleh banyak anak-anak, bahkan tak sedikit pula orang dewasa yg menyukainya. Doraemon, seekor robot kucing, dengan kantong ajaibnya yang mempunyai sahabat bernama Nobita, Nobita seorang anak yg manja, malas belajar dan dengil. Namun, Doraemon sangat menyayangi Nobita lebih dari apapun.

Kartun ini adalah kartun yang sudah ada sejak saya lahir yaitu sudah bertahun-tahun yang lalu. Ketika menonton ternyata kisahnya masih tetap sama. Nobita masih kelas 5 SD, Nobita juga selalu di timpa kemalangan, Nobita selalu di usili Giant & Suneo, Nobita selalu mengharapkan Sizuka menjadi pendamping hidupnya walaupun pada akhirnya Giakyo yang jadi pendampingnya, Nobita selalu merengek. Pada akhirnya Doraemon yang ‘membantu’ dengan memberikan alat ajaibnya. Kalau Doraemon tidak membantu, Nobita akan kesal, marah dan merajuk kepada doraemon.

Saya memberikan tanda kutip pada kata membantu karena memang dalam film tersebut sering terjadi pada akhirnya bantuan dari Doraemon malah jadi bumerang yang menjatuhkan Nobita. Pada akhirnya justru dengan adanya bantuan itu Nobita malah mendapatkan masalah.

Ketika menonton film itu, saya berpikir. Betapa seringnya kita menganggap Yesus sebagai Doraemon. Ketika ada masalah, merengek kepada Yesus. Meminta Yesus memberikan solusi instan. Ketika Yesus tidak segera memberikan bantuan, sering kali kita jadi menyalahkan Yesus. Untungnya Yesus bukan Doraemon. Ia tahu hal yang terbaik untuk kita. Kadang-kadang Yesus biarkan kita kesal, marah dan merajuk supaya kita itu sadar bahwa hal yang diminta bukan hal yang terbaik.

Kalau kita jadi bandel, kadang-kadang Yesus mengizinkan kita mengalami hal yang diinginkan kita. Kita kadang berpikir bahwa hal itu adalah hal yang terbaik, tetapi Yesus tahu yang terbaik bagi kita. 

Saat sudah tersandung, barulah kita berpikir bahwa yang telah diminta adalah keliru. Kekeliruan kita pun bisa dijadikan Yesus suatu hal yang baik. Seseorang yang merasa tidak pernah keliru, sering kali menjadi sombong dan berpikir dirinya yang hebat. Ketika ia mengalami keliru, tersandung, dan jatuh; saat itulah kesombongannya dihancurkan dan kalau kita sadar, kita akan mengalami perubahan yang positif.

Seperti Doraemon yang seringkali memberikan bantuan yang instan kepada Nobita, Yesus juga seringkali memberikan mujizat kepada kita. Tujuan Yesus adalah untuk mengetuk dan membuka hati kita untuk bisa mengerti kasih dan kuasa Tuhan. Hanya saja kemudian Yesus tidak selalu bekerja dengan cara yang sama. Yesus juga bisa berdiam diri dan seolah-olah tidak mendengarkan permohonan kita. Padahal Ia tahu dan mendengarkan semua permohonan kita. Itu Ia lakukan untuk membuat kita dewasa. Ia ingin kita mencintai diri-Nya, bukan hanya berkat-Nya.

Untuk inspirasi yang diberikan lewat kartun Doraemon. Seringkali kita selaku umat-Nya bertindak seperti Nobita yang merengek meminta sesuatu dan ketika Yesus tidak memberikannya, kita sering marah, kesal, jengkel dan menyalahkan Tuhan. Tetapi kita harus bersyukur kepada Yesus, karena Dia begitu sabar menghadapi kita. membantu kita menjadi seorang yang sungguh-sungguh dewasa, di dalam Tuhan. Sehingga dalam setiap hal yang Yesus sudah rancangkan bagi kita, kita tidak lagi memikirkan kehendak sendiri yang paling baik, karena memang kehendak sendiri bukanlah yang paling baik. Hanya kehendak Yesuslah yang paling baik, karena Dia adalah yang mengetahui kebutuhan apa yang diperlukan tiap-tiap umatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat datang di blog Hati Gembira Ito'e Obat, Terima kasih telah berkunjung di blog Personal saya.. Semoga anda senang!! GBU all.