Jangan Menjadi Orang Bebal

“Seperti salju di musim panas dan hujan pada waktu panen, demikian kehormatan pun tidak layak bagi orang bebal” (Amsal 26 : 1)

Anda orang bebal? Anda memiliki kebiasaan buruk dan menyadari sepenuhnya bahwa itu kebiasaan buruk. Anda ingin mengubah kebiasaan itu akan tetapi walaupun telah berusaha mengubahnya, namun anda tidak kunjung berubah. Anda lupa! Setiap kali melakukan hal itu, anda lupa mengubah caranya. Setelah melakukannya, ketika dikecam, ketika ditegur, anda baru menyadari, bahwa anda belum berubah. Bila termasuk orang demikian, maka anda termasuk kelompok orang bebal. Ada ungkapan, "Rata-rata manusia hanya menggunakan 5% dari kemampuan otaknya." Itu berarti, bila anda meningkatkannya menjadi 10% maka anda akan menjadi orang jenius. Ungkapan tersebut salah. Ungkapan yang benar adalah, "Rata-rata manusia, di dalam melakukan aktifitasnya, hanya 5% yang dilakukan dengan berpikir, 95% lainnya dilakukan secara reflek."

Anda pernah berurusan dengan orang bebal? Anda orang paling beruntung di dunia, bila tidak pernah berhubungan dengan orang bebal. Mudah-mudahan anda sendiri bukan orang bebal. Umumnya orang berfikir bahwa orang bebal adalah orang bodoh. BUKAN! Orang bebal pasti bodoh, malas dan tidak bertanggungjawab, tetapi orang bodoh, orang malas, orang tidak bertanggungjawab tidak selalu bebal. Tokoh Oneng dalam sinetron Bajai Bajuri adalah orang bodoh, namun dia bukan orang bebal. Tokoh Emak dan Ucup adalah orang bebal, anda dengan mudah dapat menemukan tokoh bebal lainnya.

Orang bebal adalah orang paling menjengkelkan di dunia ini. Mereka kurang ajar, susah diajar, selalu mencari alasan dan selalu menyalahkan orang lain. Orang bebal adalah orang Always Blame Somebody Else, orang yang selalu menyalahkan orang lain. Apabila anda menangkap seorang maling yang bebal, lalu anda gebukin sampe babak belur, maka dijamin dia akan menyalahkan anda. Dia akan bilang, "Saya memang maling, karena sedang sial maka tertangkap, tetapi nggak boleh digebukin dong!"

Saya banyak berurusan dengan orang-orang bebal dengan berbagai tingkat kebebalan yang berbeda. Kalau boleh memilih, maka beberapa di antaranya sudah kumasukan dalam mesin blender untuk diblender sampai hancur lebur berantakan. Bila jadi diktator, maka yang pertama kulakukan adalah memblender semua orang bebal di dunia ini. Karena sadar tidak mungkin untuk tidak berurusan dengan orang bebal dalam hidup ini, maka lima tahun terakhir ini aku coba untuk mempelajari kehidupan orang-orang bebal itu dengan harapan dapat memahami mereka lalu menolong mereka. Inilah TEORIKU tentang orang BEBAL.

Seorang anak kecil kejeduk meja, karena rasa sakit dia lalu menangis. Untuk mendiamkannya dan menghiburnya, maka orang dewasa di sekitarnya lalu memukul meja tersebut sambil berkata, "Cup cup cup, jangan nangis. Mejanya nakal ya? Nah, mejanya sudah dipukul!" Anak kejeduk meja, mejanya yang salah dan dimarahi bahkan dipukul. Anak yang dibesarkan dengan cara seperti itu akan tumbuh menjadi seorang dewasa ABS, Always Blame Somebody Else, Selalu menyalahkan orang lain. Anak yang dibesarkan dengan cara demikian akan terlatih untuk secara reflek mencari kambing hitam seumur hidupnya, ketika menghadapi kemalangan maupun berbuat salah.

Banyak orang tua yang menilai anaknya tidak sepandai yang diharapkan, untuk memotivasinya, mereka lalu membandingkan anaknya dengan temannya, "Masa kamu kalah dibanding si Aliong?" Seiring bertumbuhnya si anak, maka kalimat yang digunakan semakin kasar, "Heran, kamu bodoh sekali, adik kamu lebih pintar." Orang tua melakukannya untuk memotivasi, sang anak menerimanya sebagai pelecehan dan penghinaan. Kebanyakan orang tua cenderung menyangka motivasi seperti itu lebih efektif bila dilakukan di depan umum, bagi sang anak, itu jauh lebih menyakitkan. Ketika menghadapi pelecehan, anak-anak secara naluri akan mencari cara untuk menghindarinya, bila tidak mampu melakukannya, maka mereka akan mencari cara paling nyaman untuk menghadapinya. Karena pelecehan dan penghinaan selalu dilakukan ketika belajar, maka si anakpun membenci kegiatan belajar. Ketika disuruh belajar, dia akan mencari alasan untuk tidak belajar atau bertingkah agar bisa menghindari kegiatan belajar. Jadilah dia si anak nakal yang malas belajar. Setiap kali disuruh belajar, dia secara reflek akan berlaku nakal. Ketika disalahkan si anak akan mencari alasan, mencari kambing hitam untuk alasan kegagalannya atau ketidak mampuannya. Bahkan dalam putus asa si anak akan berusaha meyakinkan diri sendiri bahwa dia memang bodoh dan layak dihina.

Berdasarkan penelitian, para ilmuwan menyimpulkan bahwa manusia memiliki 2 buah otak, satu otak terletak di bagian depan kepala (otak depan), gunanya untuk berpikir, satu lagi terletak di belakang kepala (otak belakang), gunanya untuk menerima semua rangsangan yang diterima oleh panca indera dan memerintah tubuh untuk melakukan sesuatu. Apa yang diperintahkan oleh otak belakang untuk dilakukan tubuh tanpa meminta pertimbangan dari otak depan disebut gerak reflek.

Ketika makan, anda tidak berpikir tentang bagaimana cara memegang sendok, menyuap makanan ke mulut, mengunyah makanan dan menelannya. Ketika makan, anda melakukannya dengan reflek. Di dalam otak belakang telah tertanam sebuah perintah, “Always use this procedure to solve this problem,” selalu gunakan cara ini untuk menyelesaikan tugas ini. Sejak kecil saya diajarkan untuk makan dengan santun. Makan dengan santun yang diajarkan padaku adalah, makan dengan rapih, tidak berdecap ketika mengunyah dan makanan tidak acak-acakan. Setiap kali melihat orang makan acak-acakan, saya akan menilainya kurang sopan, setiap kali mendengar orang makan sambil berdecap-decap, selera makan saya langsung hilang. Saya selalu menegur teman makan yang makan acak-acakan apalagi makan berdecap.

Ketika anda menegur seseorang yang makan berdecap-decap, maka secara otomatis otak belakangnya bereaksi, pertama-tama otak belakang akan mencari arsip kasus ditegur orang lalu beraksi sesuai arsip itu. Apabila yang anda tegur adalah seorang yang bijaksana, maka otak belakangnya akan menemukan arsip beritahu otak depan untuk mempertimbangkannya. Ketika ditegur orang karena makan berdecap, maka otak belakang akan segera memberitahu otak depan, "orang menegur cara makan kita yang berdecap, apa yang harus dilakukan?" Otak depan, ketika mendapat pemberitahuan tersebut akan mempertimbangkannya. Apabila otak depan menyimpulkan bahwa makan berdecap memang bermasalah, maka dia akan memikirkan sebuah cara untuk makan tidak berdecap lalu memberi tahu otak belakang untuk memerintahkan agar mulut makan dengan cara tertentu agar tidak berdecap. Apabila otak depan tidak mampu menemukan cara tersebut, maka dia akan memberitahu otak belakang untuk memerintahkan mulut untuk bertanya kepada orang yang menegur tersebut, "Bagaimana cara makan tidak berdecap?" Setelah otak belakang mendapat jawaban melalui saraf telinga, maka dia akan memberitahukannya ke otak depan. Otak depan setelah mempertimbangkannya akan memberi tahu otak belakang untuk memerintahkan mulut makan sesuai cara yang diajarkan.

Sekali otak depan memberi tahu otak belakang untuk selalu memerintahkan mulut makan dengan cara tertentu agar tidak berdecap. Maka setiap kali makan, otak belakang secara otomatis (reflek) akan memerintahkan mulut untuk makan dengan cara tertentu agar tidak berdecap. Apabila otak depan tidak memberikan perintah tesebut, maka lain kali, ketika akan makan, otak belakang akan mengirim pesan ke otak depan, "Ada dua cara makan, berdecap dan tanpa decap, mana yang harus dipilih?" Otak depan akan mempertimbangkannya lalu memberitahu otak belakang cara makan yang harus dilakukan. Apabila otak depan selalu memberitahu otak belakang untuk makan dengan cara tertentu agar tidak berdecap, maka akhirnya secara reflek orang tersebut akan makan tanpa decap. Di dalam ilmu komputer inilah yang dikatakan: Always use this program to solve this problem (selalu gunakan cara ini untuk menghadapi kasus ini).

Apabila yang anda tegur adalah seorang bebal, maka otak belakangnya tidak akan memberitahu otak depan tentang teguran itu, tetapi langsung mencari alasan dan kambing hitam. Setelah menemukan arsip alasan dan kambing hitam yang cocok, maka otak belakang memerintahkan mulut untuk mengatakan alasan dan kambing hitam tersebut. Apabila otak belakang tidak menemukan alasan dan kambing hitam yang cocok, maka dia akan meminta otak depan untuk mencari alasan dan kambing hitam yang cocok. Setelah menemukan alasan dan kambing hitam yang cocok, maka otak depan memberitahu otak belakang, otak belakang segera memerintahkan mulut untuk mengatakannya.

Makan berdecap adalah cara makan yang paling nikmat. Saya orang desa, sudah biasa makan berdecap.” Adalah contoh alasan dan kambing hitam yang biasa dipakai. Bila tidak menemukan alasan yang tepat, orang bebal di dalam hatinya akan menyalahkan penegurnya sok ikut campur, sok sopan santun.

Orang bijaksana mudah sekali mengoreksi kebiasaan-kebiasaan buruknya. Ketika ditegur tentang cara makan berdecapnya, orang bijaksana tidak menganggap hal itu sebagai sebuah serangan. Alih-alih membela diri, dia justru mengakui kenyataan bahwa cara makannya salah dan mencari cara untuk memperbaikinya. Setelah menemukan cara makanyang benar, maka pada saat bersamaan diberikan 3 perintah kepada otak belakang. Pertama, cara makan berdecap itu salah sehingga tidak boleh dilakukan lagi. Kedua, cara makan yang benar tidak boleh berdecap, itu yang harus selalu dilakukan. Ketiga, setiap kali makan harus memperhatikan cara makannya, sopan atau tidak. Dengan kondisi seperti itu, maka orang bijaksana dengan mudah mengembangkan teknik makannya dari hari ke hari. Dengan pola pikir demikianlah seorang bijaksana senantiasa mengejar kesempurnaan.

Orang bebal tidak mampu mengoreksi kebiasaan-kebiasaan buruknya. Ketika ditegur tentang cara makan berdecapnya, orang bebal, walaupun di dalam hatinya mengakui kesalahannya, namun menganggap teguran itu sebagai sebuah serangan. Bukannya mencari cara untuk memperbaiki diri, dia justru membela diri membabi buta, dengan mencari alasan untuk membenarkan cara makan berdecapnya, bahkan melakukan serangan balik kepada penegurnya. Melalui tindakan tersebut, orang bebal pada saat yang bersamaan memberikan 3 perintah kepada otak belakangnya. Pertama, cara makan berdecap itu tidak salah. Kedua, setiap kali di tegur, langsung bela diri, kalau perlu lakukan serangan balik. Ketiga, semua orang yang menegur adalah musuh yang harus dilawan. Dengan pola pikir demikianlah seorang bebal mempertahankan kebebalannya. Dalam kasus makan berdecap, maka semakin ditegur orang bebal akan makan makin berdecap. Hal itu terjadi, karena semakin ditegur, dia akan semakin meyakinkan diri bahwa cara makan berdecap itulah yang paling benar.

Suatu hari, ketika pikirannya jernih dan suasana hatinya nyaman, seorang bebal menyadari, bahwa cara makan mendecap itu tidak sopan dan kampungan, ia lalu menetapkan hati untuk mengubah cara makannya, bahkan berdoa agar Tuhan membantunya. Walaupun telah menyadari dan bertekad untuk mengubah cara makannya, namun orang tersebut menemukan kenyataan bahwa cara makannya tetap berdecap. Setiap kali ada orang yang menegurnya, dia membela diri, namun menyadari bahwa dia lupa untuk makan tidak berdecap.

Apa yang terjadi, kenapa walaupun bertekad untuk makan tidak berdecap, namun setiap kali makan dia lupa dan tetap makan berdecap? Sebenarnya orang tersebut tidak lupa. Lupa adalah ketika kita melakukan tindakan mengingat atau mencari sebuah arsip di dalam otak, namun tidak dapat menemukannya. Ketika orang bebal itu makan, dia tidak melakukan tindakan mengingat, dia melakukan tindakan makan secara reflek dan cara makan refleknya adalah makan berdecap.

Berikut ini adalah salah satu kisah tentang kebebalan yang pernah saya teliti:

Ada seseorang alergi terhadap mecin, ketika memasak mie instan, orang tersebut hanya menuangkan bumbunya ¼ atau ½ bungkus. Makan mie instan dengan bumbu 1 bungkus penuh, akan menyebabkan orang tersebut merasa haus dan meriang sepanjang hari atau harus minum hingga 6 liter air. Istrinya mengetahui hal itu, namun setiap kali memasak mie instan untuk orang tersebut , dia (Istri) selalu memasukan semua bumbunya. Setiap kali di tegur, dia (Istri) selalu membela diri, bahwa dia lupa atau dia pikir mie yang dimasak dengan bumbu separuh rasanya pasti tidak enak. Untuk menghindari keributan karena masalah kecil, maka orang tersebut meminta istrinya untuk berhenti memasak mie untuk orang tersebut. Namun hal itu tidak berhasil, dia (Istri) tetap memasak mie untuk sarapan orang tersebut dengan bumbu penuh. Untuk membantunya mengingat, orang tersebut menempelkan resep yang ditulis pada kertas ukuran A4 di dinding dapur, sehingga, setiap kali Istrinya hendak masak mie, dia akan melihatnya. Aneh bin ajaib, istri orang tersebut tetap masak mie dengan bumbu penuh dan setiap kali orang tersebut  (Suaminya)  tegor dia menyatakan bahwa dia lupa atau dia pikir pake bumbu separuh mana enak? Akhirnya orang tersebut sadar sekarang, istrinya adalah seorang yang memang bebal.

Suatu hari seorang teman bercerita bahwa dia baru saja ditegur oleh managernya. Dia memang melakukan kesalahan, namun merasa kesal sekali karena teguran tersebut. Dia sudah menelepon mantan anak buah managernya dan mereka setuju dengannya, bahwa managernya memang keterlaluan ketika menegur anak buah. Menurut temanku itu, dia sendiri menyadari kesalahannya, jadi tidak perlu dimahari lagi. Untuk memuaskan kekesalannya temanku itu lalu menceritakan semua borok managernya padaku. Ketika temanku minta pendapatku, aku hanya bilang padanya, “Just do what you must!

Orang bebal memang menyebalkan, tetapi sesungguhnya mereka patut dikasihani. Orang bebal bukan orang yang bahagia, ketika membuat orang lain jengkel, mereka juga membuat diri sendiri kesal luar biasa. Kebanyakan orang bebal mau belajar, namun sayangnya, program bebal yang tertanam di dalam otaknya membuat mereka sulit sekali untuk diajar.

Banyak orang mengira, cara terbaik untuk mengajar seorang bebal adalah dengan menghajarnya habis-habisan, dengan menelanjangi kesalahannya habis-habisan, dengan mempermalukannya habis-habisan, dengan konfrontasi habis-habisan untuk memaksa dia mengakui kesalahannya. Namun pengalaman menunjukkan bahwa cara tersebut selain kejam juga tidak memberikan hasil yang baik. Ketika seorang bebal tidak menemukan alasan dan kambing hitam, maka dia akan membenarkan diri dengan mengasihani diri sendiri. "Betapa malangnya diriku!"

Orang bebal disamakan dengan orang bodoh. Kebodohan terbesar dari orang bebal adalah: ia berpikir dirinya pandai, bahkan ketika seorang bijaksana bicara dengan orang bebal, maka ada dua orang bebal yang sedang berbicara. Artinya orang yang bijak tidak ada untungnya untuk bercakap-cakap dengan orang bebal apalagi berdebat dengannya. Yang lebih buruk dari orang bebal adalah kesombongannya. Ia terlalu sombong untuk mendengarkan orang lain bahkan teguran atas dosanya, karena ia selalu merasa dan berpikir bahwa dirinyalah yang benar. Jadi sebenarnya, orang bebal bukan hanya sekedar bodoh tetapi orang yang tidak mau ditegur atau tidak mau menerima ajaran yang benar. Ia adalah orang yang sombong dengan kebodohannya, dan dalam kebodohannya itu, ia merasa diri pandai. Sungguh sangat menyedihkan orang yang seperti itu.

Ayat 4 dan 5 mengandung paradoks yang menarik dalam kitab Amsal, yang mengatakan: “Jangan menjawab orang bebal menurut kebodohannya” dan “jawablah orang bebal menurut kebodohannya”. Kalau kita tidak menjawab, kita tidak mempunyai resiko jadi sama seperti dia, tetapi kalau kita menjawab, kita akan menghalangi orang bebal merasa dirinya pandai. Mungkin pelajaran disini adalah bagaimanapun kita bertindak menghadapi orang yang bebal, tidak akan ada untungnya bagi kita. Lebih lanjut dituliskan bahwa jika kita meminta tolong kepada orang bebal untuk menyampaikan pesan atau berita (ay 6), maka dikatakan, kita seperti “mematahkan kaki kita sendiri” karena dengan meminta tolong kepada orang bebal pasti menemui kesulitan ataupun kegagalan. Hanya orang yang bijaksana dan bertanggungjawab yang dapat dipercaya untuk menyampaikan suatu pesan atau berita. Orang bebal selalu mengulangi kebodohan yang sama. Ia tetap tinggal pada kebiasaan dan kepercayaannya yang buruk, sehingga Amsal mengatakan bahwa orang bebal, “Seperti anjing kembali ke muntahnya” (ay 11).

Anda sulit berkembang mungkin karena anda tidak pernah merasa salah!

Orang-orang bodoh adalah mereka yang cuek terhadap Allah
dan Firman-Nya; yang hanya mau hidup sesuka hatinya.

2 komentar:

  1. Apakah orang bebal masih bisa berubah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tentu dapat berubah sebab bagi Tuhan tidak ada yang tidak mungkin semuanya mungkin..

      Hapus

Selamat datang di blog Hati Gembira Ito'e Obat, Terima kasih telah berkunjung di blog Personal saya.. Semoga anda senang!! GBU all.