Mendengarkan adalah
kemampuan komunikasi pertama yang kita pelajari sewaktu bayi. Mendengarkan
merupakan kemampuan yang paling banyak kita gunakan pada saat dewasa. Inilah
satu-satunya kemampuan komunikasi yang sama sekali tidak diajarkan kepada kita
umumnya. Sistem pendidikan kita menekankan membaca dan menulis, walaupun
relatif kecil waktu yang kita gunakan untuk bentuk komunikasi tersebut. Sekitar
sepertiga waktu kita dihabiskan untuk berbicara, dan lebih banyak lagi yang
dihabiskan untuk mendengarkan.
Kita cenderung menganggap
bahwa mendengarkan adalah hal biasa, dengan asumsi bahwa mendengarkan dengan
pasif (hearing) itu sama dengan
mendengarkan dengan aktif (listening).
Sekadar mendengar pasif adalah fungsi telinga, tetapi mendengarkan aktif
melibatkan pikiran kita. Mendengarkan merupakan proses yang aktif, bukannya
hanya penerimaan bunyi secara pasif. Jarang ada orang yang mendengarkan dengan
benar, khususnya dalam bisnis. Ada banyak cerita menyeramkan tentang kesalahan
dan kekeliruan yang disebabkan oleh kacaunya mendengarkan. “Saya tidak mengerti
apa yang Anda maksud... Saya sangka Anda berkata... Anda tidak pernah memberi
tahu saya... Saya tidak mendengarnya...” semuanya adalah variasi kesalahan
mendengarkan (menyimak atau Listening).
Suatu perusahaan, Sperry
Corporation, sangatlah prihatin dengan kesalahan mendengarkan sehingga mereka
mengadakan kursus mendengarkan bagi seluruh jajaran karyawannya. Sperry merasa,
kelemahan dalam menyimak dan kegagalan komunikasi yang disebabkannya
menyebabkan turunnya produktivitas, pemborosan waktu dan ketidakefisienan.
Sebab-sebab kebiasaan mendengarkan yang buruk, menurut Sperry, adalah:
- Lebih menaruh perhatian pada gerak-gerik pembicara daripada isi pembicaraan
- Membiarkan pikiran melayang
- Membiarkan perhatian terpecah oleh hal-hal lain yang menarik
- Reaksi berlebihan terhadap kata-kata yang penuh emosi
- Membiarkan rasa kurang berminat menghalangi proses mendengarkan
Memeta-pikirkan informasi
yang mendengarkan, Anda dapat di kelas, rapat, atau percakapan mensyaratkan
Anda turut dengan aktif terlibat dengan bahan yang didiskusikan. Keterlibatan
aktif membuat pikiran Anda tetap terfokus, mengurangi kecenderungan pikiran
melayang, atau teralihkan oleh hal lain.
Menurut penelitian,
kebanyakan orang Amerika berbicara dengan kecepatan sekitar 135 kata permenit,
tetapi kita mampu mendengarkan antara 400 dan 800 kata permenit.
Selisih antara kecepatan
berbicara dan mendengarkan memberikan kesempatan pada pikiran kita untuk
berkelana. Namun, waktu “luang” ini dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan
menyimak kita dengan cara paraphrasing
(menyatakan kembali dengan kata-kata sendiri), menyusun, dan mempertanyakan
bahan yang kita terima.
Berikut ini beberapa kunci
untuk mendengarkan lebih baik, yang dapat menuntun pemetaan-pikiran bahan
pelajaran:
- Pilihlah kata kunci-soroti informasi dengan stabilo.
- Carilah fokus si pembicara-apa yang ingin disampaikannya?
- Pikirkan setuju dan tidak setujunya Anda dengan fokus si pembicara, atau putuskan informasi apa yang dibutuhkan untuk melanjutkan proses pengambilan keputusan.
- Ajukan beberapa pertanyaan saat mendengarkan-adakah keberpihakan si pembicara?
- Tentukan berbagai kesimpulan si pembicara-adakah cabang-cabangnya?
- Carilah dasar pembicaraan-apakah faktual?
- Lakukan paraphrasing bahan pembicaraan itu dan tambahkan hasil kesimpulan pribadi.
- Telitilah kalau-kalau ada celah-hal-hal yang tidak dikatakan. Adakah bidang-bidang tertentu yang dihindari?
Meningkatkan Daya Ingat
dengan Mencatat
Konfucius dikabarkan
berucap, “Pensil pendek lebih baik daripada ingatan yang panjang.” Mencatat
adalah teknik mengingat dasar yang dapat memperbaiki daya ingat serta
kemampuan memanggil kembali informasi sebanyak enam kali.
Namun, cara mencatat kita,
biasanya dengan menulis kalimat
atau gagasan tertentu kurang-lebih secara verbatim.
Hal ini sebenarnya lebih merupakan pengulangan
(repetisi) dan bukan keterlibatan. Kita mengulang (dalam bentuk tertulis) hal yang
kita dengar atau lihat. Cara mencatat seperti ini sebenarnya punya banyak
kelemahan:
- Walaupun kita dapat mendengar sampai 800 kata per menit, si pembicara yang kita dengarkan hanya dapat bicara sekitar 135 kata per menit, dan kita hanya dapat menulis sekitar 40 kata per menit!
- Mencatat secara verbatim mengakibatkan banyak bahan luput dari pencatatan kita
- Proses mengingat suatu bahan dan menuliskannya sambil mendengar bahan baru menimbulkan ketidakakuratan dan sebenarnya mengganggu jalannya proses berpikir.
- Salah satu tujuan utama pencatatan adalah agar mampu mendalami bahan pelajaran untuk meningkatkan memori. Catatan verbatim umumnya lebih banyak terdiri dari kalimat dan kata-kata yang tidak penting. Hal ini membuat proses review (pendalaman) menjadi lama dan terhambat. Catatan verbatim menyulitkan kita menambahkan asosiasi dan penataan sendiri. Catatan seperti ini tidak banyak berkaitan dengan simpanan informasi kita terkini dan karenanya sangat cepat “hilang” atau terlupa.
Pemetaan-pikiran merupakan cara mencatat yang lebih efisien. Dalam teknik ini, Anda cepat-cepat menuliskan gagasan dalam bentuk kata kunci, langsung mulai menata bahan saat disampaikan, dan memberi kesempatan mencari kaitan dan asosiasi. Anda membiarkan diri terlibat dengan bahan saat menambahkan perasaan, gagasan, dan pemikiran Anda sendiri.
Kata
kunci - Dalam pemetaan-pikiran,
untuk mempelajari bahan baru atau mencatat, gunakan kata-kata kunci saja. Kata
kunci biasanya kata kerja atau kata benda konkret. Menurut penelitian, semakin
tinggi persentase kata kunci dalam catatan, semakin mudah diingat.
Pemetaan-pikiran secara
otomatis melenyapkan kata-kata yang bukan kata kunci dan juga bagi kita mudah
melakukan penataan tahap awal pada bahan yang diterima.
Mencari kata kunci
membutuhkan perhatian dan keterlibatan. Perhatian dan keterlibatan dengan bahan
meningkatkan pemahaman dan ingatan. Semakin banyak Anda terlibat dengan proses
mencatat, semakin tinggi pemahaman dan pengingatan Anda.
Menuliskan - informasi dengan huruf cetak dalam peta pikiran
memberikan dua keuntungan: kata-kata digambarkan jelas secara visual dan mudah
diingat. Menggunakan satu kata kunci untuk gagasan memudahkan pikiran membuat
asosiasi lain. Bahan-bahan yang perlu dikutip semuanya atau yang harus diingat
secara verbatim, ditulis pada kolom di pinggir.
Asosiasi
- Menambahkan asosiasi dan kaitan saat mencatat membuat
bahan jadi lebih bermakna dan terpatri dalam ingatan Anda.
Gambar - Menambahkan gambar dan
simbol dalam catatan mengaktifkan otak kanan Anda serta meningkatkan ingatan
dan retensi.
Pada tahun-tahun terakhir
ini, para pendidik telah menerapkan pemetaan-pikiran sebagai alat belajar yang
efektif. Anakanak sudah belajar memetakan pikiran sejak kelas tiga atau kelas
empat, dan menggunakannya untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam belajar
menulis dan menata.
Jika Anda berbicara, Anda tidak belajar - Lyndon B.
Johnson
ijin ngopi kak ya :-)
BalasHapusBoleh Kok ^_^ !!
Hapus