"…. Jadikanlah Kota Palangka Raya sebagai Modal dan Model… Jangan Membangun Bangunan Di sepanjang Tepi Sungai Kahayan, Dan
Lahan di Sepanjang Tepi Sungai tersebut, hendaknya diperuntukkan bagi
taman sehingga pada malam yang terlihat hanyalah kerlap-kerlip lampu
indah pada saat orang melewati sungai tersebut ...” (Soekarno, 1957)

Setelah membaca tuntas buku karya Wijanarka dalam “Sukarno dan Desain Rencana Ibu Kota RI di Palangkaraya”,
saya sangat terkesima membayangkan betapa mimpi Ir. Sukarno pasca
kemerdekaan RI dalam merancang calon ibu kota negara di kota cantik
Palangkaraya ini. Siapa yang bisa membayangkan betapa kota yang sangat
sepi, minim fasilitas dan langka energi listrik ini adalah bekas kota
ambisi presiden pertama RI sebagai Ibukota Negara. Ini yang sempat
terbesit dalam pertanyaan saya mengapa Palangkaraya menjadi ibukota
Provinsi, padahal secara geografis umumnya ibukota selalu berada di
daerah pesisir. Kondisi ini sangat mungkin karena sebelumnya kota
tersebut sudah dirancang sebagai ibukota RI meski akhirnya berakhir
sebagai ibukota Provinsi.